Jumat, 30 Agustus 2013


Kampus ITB
Institut Teknologi Bandung (ITB) adalah sebuah perguruan tinggi negeri yang berkedudukan di Kota Bandung. Nama ITB diresmikan pada tanggal 2 Maret 1959. Sejak tahun 2012, ITB kembali berstatus sebagai perguruan tinggi negeri (bahasa resmi: perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah), berubah dari status sebelumnya sebagai perguruan tinggi badan hukum milik negara (BHMN). Hingga tahun 2012 ITB telah memiliki empat program studi yang terakreditasi secara internasional dari salah satu lembaga akreditasi independen Amerika Serikat ABET, di mana ITB merupakan satu-satunya perguruan tinggi negeri di Indonesia yang memiliki akreditasi internasional tersebut.

Kampus utama ITB saat ini merupakan lokasi dari sekolah tinggi teknik pertama di Indonesia[ sekaligus lembaga pendidikan tinggi pertama diHindia-Belanda. Walaupun masing-masing institusi pendidikan tinggi yang mengawali ITB memiliki karakteristik dan misi masing-masing, semuanya memberikan pengaruh dalam perkembangan yang menuju pada pendirian ITB.

Asrama mahasiswa, perumahan dosen, dan kantor pusat administrasi tidak terletak di kampus utama namun masih dalam jangkauan yang mudah untuk ditempuh. Fasilitas yang tersedia di kampus di antaranya toko buku, kantor pos, kantin, bank, dan klinik. Selain ruangan kuliah, laboratorium, bengkel dan studio, ITB memiliki sebuah galeri seni yaitu Galeri Soemardja, fasilitas olah raga, dan sebuah Campus Center. 

Di dekat kampus juga terdapat Masjid Salman untuk beribadah dan aktivitas keagamaan umat Islam di ITB. Untuk mendukung pelaksanaan aktivitas akademik dan riset, terdapat fasilitas-fasilitas pendukung akademik, di antaranya Perpustakaan Pusat (dengan koleksi sekira 150.000 buku dan 1000 judul jurnal), Sarana Olah Raga Sasana Budaya Ganesha, Pusat Bahasa, Pusat layanan komputer (ComLabs) danObservatorium Bosscha (salah satu fasilitas dari Kelompok Keahlian Astronomi FMIPA), terletak 11 kilometer di sebelah utara Bandung.

Rektor ITB saat ini adalah Prof. Akhmaloka, Dipl.Biotech., Ph.D. untuk periode 2010-2014.
Sejarah ITB bermula sejak awal abad kedua puluh, atas prakarsa masyarakat penguasa waktu itu. Gagasan mula pendirianya terutama dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknik yang menjadi sulit karena terganggunya hubungan antara negeri Belanda dan wilayah jajahannya di kawasan Nusantara, sebagai akibat pecahnya Perang Dunia Pertama. Technische Hoogeschool te Bandoeng berdiri tanggal 3 Juli 1920.

ITB didirikan pada 3 Juli 1920 dengan nama Technische Hoogeschool te Bandoeng (sering disingkat menjadi TH te Bandoeng, TH Bandung, atau THS) dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap yang hanya mempunyai satu jurusan de afdeeling der Weg- en Waterbouwkunde. ITB juga merupakan tempat di mana presiden Indonesia pertama, Soekarno meraih gelar insinyurnya dalam bidang Teknik Sipil.
Universitas Gadjah Mada (440 Dunia)

Universitas Gadja Mada 
Universitas Gadjah Mada, disingkat UGM, merupakan universitas negeri tertua di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 19 Desember 1949 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1949 tentang Peraturan Tentang Penggabungan Perguruan Tinggi Menjadi Universiteit tanggal 16 Desember 1949. Kampus UGM yang terletak di Yogyakarta tersebut merupakan universitas pertama yang didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia setelah Indonesia merdeka. Universitas Gadjah Mada Merupakan Universitas No. 1 di Indonesia.

Pada saat didirikan, Universitas Gadjah Mada hanya memiliki enam fakultas, sekarang memiliki 18 Fakultas dan satu Sekolah Pascasarjana (dahulu bernama Program Pascasarjana), dan lebih dari 100 Program Studi untuk S-2,S-3, dan Spesialis. Universitas Gadjah Mada berlokasi di Kampus Bulaksumur Yogyakarta. Sebagian besar fakultas dalam lingkungan Universitas Gadjah Mada terdiri atas beberapa jurusan/bagian dan atau program studi. Kegiatan Universitas Gadjah Mada dituangkan dalam bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri atas Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Sejarah Berdirinya

Pembentukan

Ditilik dari sejarahnya, Universitas Gadjah Mada merupakan penggabungan dan pendirian kembali dari berbagai balai pendidikan, sekolah tinggi, perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta, Klatendan Surakarta.

Nama Gadjah Mada berawal dari dibentuknya Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada yang terdiri dari Fakultas Hukum dan Fakultas Kesusasteraan. Pendirian diumumkan di Gedung KNI Malioboro pada tanggal 3 Maret 1946 oleh Mr. Boediarto, Ir. Marsito, Prof. Dr. Prijono, Mr. Soenario, Dr. Soleiman, Dr. Buntaran dan Dr. Soeharto.

Sejak 4 Januari 1946 Soekarno dan Hatta memindahkan ibukota Republik Indonesia ke Yogyakarta. Dengan maraknya pertempuran antara pejuang kemerdekaan dan Sekutu serta NICA di Jakarta dan Bandung, maka Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung ikut pindah ke Yogyakarta. Pada tanggal 17 Februari 1946, Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung dihidupkan kembali di Yogyakarta dengan para pengajarnya antara lain Prof. Ir. Rooseno dan Prof. Ir. Wreksodhiningrat.

Lembaga pendidikan lain yang berdiri pada waktu yang hampir bersamaan adalah Perguruan Tinggi Kedokteran (berdiri 5 Maret 1946), Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan (berdiri 20 September 1946), Sekolah Tinggi Farmasi (berdiri 27 September 1946), dan Perguruan Tinggi Pertanian (berdiri 27 September 1946) yang kesemuanya berada di Klaten, sekitar 20 kilometer dari Yogyakarta.

Institut Pasteur di Bandung sejak 1 September 1945, turut pula dipindahkan ke Klaten dengan laboratorium di Rumah Sakit Tegalyoso. Salah seorang yang berperan dalam pemindahan ini adalah Prof. Dr. M. Sardjito yang kelak menjadi Rektor Universitas Gadjah Mada yang pertama. Kehidupan kampus di Klaten semakin ramai dengan berdirinya Fakultas Kedokteran Gigi pada awal 1948.

Pada awal Mei 1948, Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan mendirikan Akademi Ilmu Politik di Yogyakarta atas usul Kementerian Dalam Negeri untuk mendidik calon-calon pegawai Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri dan Departemen Penerangan. Akademi ini awalnya dipimpin oleh Prof. Djokosoetono, S.H. Sayangnya akademi ini tidak berumur panjang, setelah pemberontakan PKI Madiun meletus, September 1948, akademi ini ditinggalkan para mahasiswanya yang ikut menumpas pemberontakan sehingga akademi ini ditutup.

Selanjutnya pada 1 November 1948 didirikan Balai Pendidikan Ahli Hukum di Surakarta, sebagai hasil kerja sama Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan dengan Kementerian Kehakiman. Bersamaan dengan itu Panitia Pendirian Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta, yaitu Drs. Notonagoro, S.H., Koesoemadi, S.H. dan Hardjono, S.H. di Surakarta merencanakan mendirikan Sekolah Tinggi Hukum Negeri. Demi efisiensi, Panitia mengusulkan penggabungan Balai Pendidikan Ahli Hukum ke dalam Sekolah Tinggi Hukum Negeri yang akhirnya disetujui dan disahkan oleh Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 1948.

Serangan Belanda ke ibukota Republik Indonesia di Yogyakarta dalam rangka Agresi Militer Belanda II melumpuhkan semua kegiatan belajar mengajar di Yogyakarta, Klaten dan Surakarta dan semua perguruan tinggi tersebut terpaksa ditutup dan para mahasiswa ikut berjuang.

Setelah serangan Belanda, wilayah Republik Indonesia menjadi semakin sempit. Pada tanggal 20 Mei 1949, diadakan rapat Panitia Perguruan Tinggi, di Pendopo Kepatihan Yogyakarta yang dipimpin oleh Prof. Dr. Soetopo, dengan anggota rapat antara lain, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prof. Dr. M. Sardjito, Prof. Dr. Prijono, Prof. Ir. Wreksodhiningrat, Prof. Ir. Harjono, Prof. Sugardo dan Slamet Soetikno, S.H. Salah satu hasil rapat adalah pendirian perguruan kembali di wilayah republik yang masih tersisa, yaitu Yogyakarta. Disepakati Prof. Ir. Wreksodhiningrat, Prof. Dr. Prijono, Prof. Ir. Harjono dan Prof. Dr. M. Sardjito akan berusaha keras mewujudkannya. Kesulitan utama saat itu adalah tidak adanya ruangan untuk kuliah. Namun Sri Sultan Hamengkubuwono IX bersedia meminjamkan ruangan keraton dan beberapa gedung di sekitarnya.

Tanggal 1 November 1949, di Kompleks Peguruan Tinggi Kadipaten, Yogyakarta, berdiri kembali Fakultas Kedokteran Gigi dan Farmasi, Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran. Pembukaan ketiga fakultas ini dihadiri oleh Presiden Soekarno. Pada upacara pembukaan diadakan sebuah renungan bagi para dosen dan mahasiswa yang telah gugur dalam peperangan melawan Belanda, yaitu: Prof. Dr. Abdulrahman Saleh, Ir. Notokoesoemo, Roewito, Asmono, Hardjito dan Wurjanto.

Tanggal 2 November 1949, Fakultas Teknik, Akademi Ilmu Politik serta Fakultas Hukum dan Fakultas Kesusasteraan yang berada di bawah naungan Yayasan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada ikut diresmikan. Tanggal 3 Desember 1949 dibuka Fakultas Hukum di Yogyakarta dengan pimpinan Prof. Drs. Notonagoro, S.H.. Fakultas ini merupakan pindahan Sekolah Tinggi Hukum Negeri Solo.

Akhirnya tanggal 19 Desember 1949, lahirlah Universitas Gadjah Mada dengan enam fakultas

Menurut Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1949, keenam fakultas tersebut adalah:
1. Fakultas Teknik (di dalamnya termasuk Akademi Ilmu Ukur dan Akademi Pendidikan Guru Bagian Ilmu Alam dan Ilmu Pasti);

2. Fakultas Kedokteran, yang di dalamnya termasuk bagian Farmasi, bagian Kedokteran Gigi dan Akademi Pendidikan Guru bagian Kimia dan limu Hayat;

3. Fakultas Pertanian di dalamya ada Akademi Pertanian dan Kehutanan;

4. Fakultas Kedokteran Hewan;

5. Fakultas Hukum, yang di dalamnya termasuk Akademi Keahlian Hukum, Keahlian Ekonomi dan Notariat, Akademi Ilmu Politik dan Akademi Pendidikan Guru Bagian Tatanegara, Ekonomi dan Sosiologi;

6. Fakultas Sastra dan Filsafat, yang di dalamnya termasuk Akademi Pendidikan Guru bagian Sastra.
Sebagai Rektor yang pertama (Presiden) ditetapkan Prof. Dr. M. Sardjito. Pada saat yang sama juga ditetapkan Senat UGM dan Dewan Kurator UGM. Dewan Kurator UGM terdiri dari Ketua Kehormatan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, dan Ketua adalah Sri Paku Alam VIII, seorang wakil ketua dan anggota.

Perkembangan

Tahun 1952 Fakultas Hukum, Sosial dan Politik ditambah dengan bagian ekonomi sehingga menjadi Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik HESP). Pada bulan September 1952 Fakultas Pertanian ditambah dengan Bagian Kehutanan, sehingga menjadi Fakultas Pertanian dan Kehutanan.

Sejak September 1955, beberapa fakultas dimekarkan menjadi fakultas-fakultas baru, antara lain:
• Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi menjadi Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi dan Fakultas Farmasi.

• Bagian Bakaloreat Biologi Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi menjadi Fakultas Biologi.

• Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik dipecah menjadi tiga fakultas, yaitu: Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Sosial dan Politik.

• Fakultas Sastra, Pedagogik dan Filsafat dipecah menjadi tiga fakultas, yaitu: Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Fakulas Filsafat.

• Tingkat pengajaran Bakaloreat Ilmu Pasti dan Bakaloreat Ilmu Alam pada Bagian Sipil Fakultas Teknik dijadikan Fakultas Ilmu Pasti dan Alam.

• Fakultas Ilmu Pendidikan mempunyai dua bagian yaitu Bagian Pendidikan dan Bagian Pendidikan Jasmani.

• Fakultas Kedokteran Hewan diuubah namanya menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.

Pada tahun 1960 Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi dipisahkan menjadi Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi.

Pada tahun 1962 Bagian Pendidikan Jasmani dari Fakultas Ilmu Pendidikan ditingkatkan menjadi Fakultas Pendidikan Jasmani. Fakultas ini diserahkan pada Departemen Olah Raga pada tahun 1963 dan menjadi Sekolah Tinggi Olah Raga (STO).

Untuk memberikan pendidikan umum yang kuat bagi semua Fakultas, didirikan pula Fakultas Umum, dan digabungkan dengan Fakultas Filsafat menjadi Gabungan Fakultas Umum dan Fakultas Filsafat. Pada tahun 1961 Fakultas Filsafat dibubarkan dan pada tahun 1962 Fakultas Umum juga dibubarkan.
Sebagai penggantinya tahun 1963 didirikan Biro Penyelenggara Kuliah-Kuliah khusus untuk melaksanakan tugas yang semula menjadi tugas gabungan Fakultas Umum dan Fakultas Filsafat. Namun pada tanggal 18 Agustus 1967 Fakultas Filsafat didirikan kembali dan pada tahun 1969 Biro Penyelenggara Kuliah-Kuliah khusus dimasukkan dalam Fakultas Filsafat sebagai Biro Penyelenggara Kuliah-Kuliah Agama.
Pada tahun 1963 Bagian Kehutanan Fakultas Pertanian ditingkatkan menjadi Fakultas Kehutanan, seksi teknologi dan seksi kultur teknik menjadi Fakultas Teknologi Pertanian. Pada tahun itu pula Jurusan Geografi pada Fakultas Sastra dan Kebudayaan ditingkatkan menjadi Fakultas Geografi.

Jurusan Psikologi pada FIP menjadi Bagian Psikologi yang kemudian pada tanggal 8 Januari 1965 menjadi

Fakultas Psikologi.

Pada tahun 1969 Fakultas yang ke-18 lahir yaitu Fakultas Peternakan yang merupakan peningkatan Bagian Peternakan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.
Semenjak tahun 1983 Universitas Gadjah Mada memiliki 18 Fakultas Program Sarjana, dua Fakulas Program Diploma (Fakultas Non Gelar Ekonomi dan Fakultas Non Gelar Teknologi) dan satu Fakultas Pascasarjana (Magister dan Doktor). Awal tahun 1992 terjadi penyederhanaan jumlah fakultas, Fakultas Pascasarjana diubah menjadi Program Pascasarjana, sedangkan Fakultas Non Gelar Ekonomi diintegrasikan ke Fakultas Ekonomi dan Fakultas Non Gelar Teknologi diintegrasikan ke Fakultas Teknik.

Fakultas

Berikut ini adalah fakultas-fakultas dan jurusan-jurusan yang ada di UGM. Jurusan adalah level terendah dari struktur organisasi. Di bawah jurusan, terdapat program-program studi dalam berbagai jenjang.

§  §  Fakultas Biologi

§  §  Fakultas Ekonomika dan Bisnis

§  §  Jurusan Ilmu Ekonomi

§  §  Jurusan Manajemen

§  §  Jurusan Akuntansi

§  §  Fakultas Farmasi

§  §  Fakultas Filsafat

§  §  Fakultas Geografi

§  §  Jurusan Geografi dan Ilmu Lingkungan

§  §  Jurusan Kartografi dan Penginderaan Jauh

§  §  Jurusan Pembangunan Wilayah

§  §  Fakultas Hukum

§  §  Fakultas Ilmu Budaya

§  §  Jurusan Pariwisata

§  §  Jurusan Antropologi

§  §  Jurusan Arkeologi

§  §  Jurusan Sastra Asia Barat

§  §  Jurusan Ilmu Sejarah

§  §  Jurusan Sastra Indonesia

§  §  Jurusan Sastra Inggris

§  §  Jurusan Sastra Jepang

§  §  Jurusan Bahasa Korea

§  §  Jurusan Sastra Nusantara

§  §  Jurusan Sastra Prancis

§  §  Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

§  §  Jurusan Politik dan Pemerintahan(sebelum tahun 2010 bernama Jurusan Ilmu Pemerintahan)

§  §  Jurusan Hubungan Internasional

§  §  Jurusan Manajemen & Kebijakan Publik (sebelum tahun 2010 bernama Jurusan Ilmu Administrasi Negara)

§  §  Jurusan Komunikasi

§  §  Jurusan Sosiologi

§  §  Jurusan Pembangunan Sosial & Kesejahteraan (sebelum tahun 2010 bernama Jurusan Sosiatri)

§  §  Fakultas Kedokteran

§  §  Jurusan Pendidikan Dokter

§  §  Jurusan Ilmu Keperawatan

§  §  Jurusan Gizi Kesehatan

§  §  Fakultas Kedokteran Gigi

§  §  Fakultas Kedokteran Hewan

§  §  Fakultas Kehutanan

§  §  Jurusan Manajemen Hutan

§  §  Jurusan Budidaya Hutan

§  §  Jurusan Teknologi Hasil Hutan

§  §  Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan

§  §  Fakultas MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)

§  §  Jurusan Fisika

§  §  Jurusan Kimia [1]

§  §  Jurusan Matematika

§  §  Jurusan Ilmu Komputer dan Elektronika

§  §  Fakultas Pertanian

§  §  Jurusan Budidaya Pertanian

§  §  Jurusan Perlindungan Tanaman

§  §  Jurusan Tanah

§  §  Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian

§  §  Jurusan Mikrobiologi Pertanian

§  §  Jurusan Perikanan

§  §  Fakultas Peternakan

§  §  Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak

§  §  Jurusan Produksi Ternak

§  §  Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan

§  §  Jurusan Teknologi Hasil Ternak

§  §  Fakultas Psikologi

§  §  Fakultas Teknik

§  §  Jurusan Arsitektur

§  §  Jurusan Teknik Fisika

§  §  Jurusan Perencanaan Wilayah dan Tata Kota

§  §  Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi

§  §  Jurusan Teknik Geologi

§  §  Jurusan Teknik Geodesi Geomatika

§  §  Jurusan Teknik Mesin

§  §  Jurusan Teknik Nuklir

§  §  Jurusan Teknik Industri

§  §  Jurusan Teknik Kimia

§  §  Jurusan Teknik Sipil

§  §  Fakultas Teknologi Pertanian

§  §  Jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian

§  §  Jurusan Teknik Pertanian

§  §  Jurusan Teknologi Industri Pertanian

§  §  Sekolah Vokasi

§  §  Komputer dan Sistem Informasi

§  §  Rekam Medis

§  §  Bidan Pendidik (D4)

§  §  Agroindustri

§  §  Pengelolaan Hutan

§  §  Kesehatan Hewan

§  §  Elektronika dan Instrumentasi

§  §  Teknik Elektro

§  §  Teknik Mesin

§  §  Teknik Sipil

§  §  Teknik Geomatika

§  §  Sistem Informasi Geografi dan Penginderaan Jauh

§  §  Ekonomika Terapan

§  §  Akuntansi

§  §  Manajemen

§  §  Kearsipan

§  §  Hukum

§  §  Bahasa Mandarin

§  §  Bahasa Korea

§  §  Bahasa Jepang

§  §  Bahasa Inggris

§  §  Bahasa Perancis

§  §  Kepariwisataan

Terima kasih....... Sumber http://id.wikipedia.org

Rabu, 28 Agustus 2013

Foto yang diduga penampakan monster Loch Ness. Metro.co.uk 
Perdebatan tentang keberadaan monster raksasa Loch Ness terkuak kembali setelah sebuah gambar yang cukup venomenal diunggah seorang fotografer amatir. Sebuah gambar yang tidak biasa telah menghidupkan kembali perdebatan tentang keberadaan monster rakasa Loch Ness. Gambar ini diambil oleh seorang fotografer amatir di East Kilbride, Skotlandia.

Ia adalah David Elder seorang fotografer amatiran bahkan mengatakan tidak tahu persis apa yang tertangkap kameranya. Yang jelas ia tidak bisa menjelaskan gambar ini dengan cara konvensional. “Saya berada di ujung dermaga di Fort Augustus. Semula saya hanya akan memfoto angsa yang berada di sana,” tuturnya, seperti dikutip laman Metro.co.uk, Senin, 26 Agustus 2013.

Dirinya melanjutkankan, dari sudut mata kanannya ia bisa melihat sebuah area hitam di dalam air. Area itu memiliki panjang sekitar 15 meter dan menjelma menjadi semacam gelombang busur.

“Saya yakin area itu terbentuk dari sebuah benda hitam yang berada di bawah air. Saat itu air sangat tenang. Tidak ada riak dari gelombang dan tidak ada kegiatan apapun di atas air,” tuturnya lagi.

Gambar tanpa rekayasa yang diambil oleh pria berusia 50 tahun ini mungkin tidak akan meyakinkan massa tentang keberadaan monster ini. Namun, yang pasti, ia akan menjadi pemacu untuk para pencari Loch Ness.


Popular Posts