BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Untuk mencapai kualitas SDM yang baik tersebut perlu adanya keterpaduan antar kegiatan guru dengan peserta didik dalam proses pendidikan. Pendidikan mampu membentuk kepribadian, disiplin, pantang menyerah, etika, kreatifitas, dankemandirian. Tercapainya prestasi belajar peserta didik tidak terlepas dari beragam aspek diantaranya minat baca dan motivasi belajar. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu megatur, mengarahkan, dan menciptakan suasana yang baik sehingga peserta didik semakin termotivasi belajar.
Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Untuk mencapai kualitas SDM yang baik tersebut perlu adanya keterpaduan antar kegiatan guru dengan peserta didik dalam proses pendidikan. Pendidikan mampu membentuk kepribadian, disiplin, pantang menyerah, etika, kreatifitas, dankemandirian. Tercapainya prestasi belajar peserta didik tidak terlepas dari beragam aspek diantaranya minat baca dan motivasi belajar. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu megatur, mengarahkan, dan menciptakan suasana yang baik sehingga peserta didik semakin termotivasi belajar.
Begitu pula halnya dengan pendidikan Agama Hindu yang ada di Jakarta untuk mendapatkan pendidikan Agama Hindu di sekolah formal masih belum maksimal hal ini disebabkan jumlah siswa yang beragama Hindu masih sedikit jumlahnya. Dengan demikian pendidikan Agama Hindu untuk anak-anak mulai TK sampai SMA bisa diperoleh salah satunya di Pasraman yang diselenggarakan oleh masyarakat Hindu di bawah binaan Kementrian Agama Republik Indonesia Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Hindu yang bertujuan untuk membentuk dan membangun karakter anak Hindu agar memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam bidang Agama Hindu serta berkualitas dan berdaya saing.
Untuk mengisi kekosongan guru agama di sekolah umum maka dibentuk Pasraman yang namanya Pasraman Madina Widya yang mengurus pelajaran agama. Pembelajaran di Pasraman selain di ajarkan pendidikan agama siswa juga mendapat pendidikan keterampilan tambahan melalui kegiatan-kegiatan yang bertema keagamaan misalnya, Dharma Gita (membaca sloka, palawakya dan kidung), Dharma Vidya (cerdas cermat), Dharma Wacana (menyampaikn pesan-pesan dharma), menghafal mantra-mantra suci dan kegiatan lainya.
Dalam kegiatan bertema keagamaan tersebut anak-anak menunjukan bakat mereka dan mampu bersaing dengan teman sebayanya yang berasal dari berbagai wilayah. Dalam setiap kegiatan lomba yang diikuti akan ada yang keluar sebagai juara lomba dan ada yang belum bisa menjadi juara yang artinya mereka harus berlatih lebih giat lagi. Adapun juara-juara tersebut seperti lomba pembaca sloka, menghafal sloka, lomba baca palawakya, lomba cerdas cermat, dharma wacana dan lomba lainnya. Dalam hal ini di setiap perlombaan yang ada memerlukan pembimbing, pembina, serta dukungan dari keluarga dan lingkungan yang memotivasi anak tersebut baik berlatih untuk memahami dan memantapkan kemampuanya sebelum lomba.
Dari kegiatan-kegiatan yang diikuti oleh peserta didik maka orang tua mampu melihat dan mampu mengetahui potensi dan bakat yang dimiliki putra putrinya sehingga nantinya bisa diikut sertakan dalam kegiatan-kegiatan yang bernuansa keagamaan. Contohnya seperti dalam pelaksanaan kegiatan Utsawa Dharma Gita (UDG) Tingkat Nasional, Jambore Tingkat Pasraman Nasional dan kegiatan lainya.Untuk mengikuti kegiatan ini para peserta didik dilatih dan dibina oleh guru agama pada masing-masing pasraman, serta tidak lepas dari peran orang tua dan lingkungan.Dimana peran orang tua atau keluarga sangat besar dalam memotivasi dan membimbing anaknya untuk mencapai tujuan.
Lembaga pendidikan berperan memberikan pemahaman mengenai perlombaan dan bekal serta informasi pendukung. Dengan berperannya lembaga pendidikan seperti pasraman maka, sebagai penggeraknya adalah guru disekolah atau pasraman. Guru berperan memberikan pemahaman lebih kepada siswa mengenai perlombaan yang akan diikuti oleh peserta didiknya dimana, guru memotivasi, membimbing dan memfasilitasi peserta didik dengan memberikan pemahaman mengenai materi perlombaan.
Pasraman Mustika Dharma Cijantung adalah salah satu wadah yang mempunyai peran penting dalam melestarikan adat budaya yang telah diwariskan oleh leluhur kepada generasi muda hindu. Misalnya memberikan pemahaman tentang pentingnya mempelajari Dharmagita, pesantian, tari, yoga dan mejejaitan. Dengan mengikuti minimal satu ekstrakurikuler peserta didik dapat menyalurkan minat dan bakatnya di luar jam sekolah.
Sebab didalam organisasi atau ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik tersebut, banyak memberi pengetahuan tentang ilmu dan pengalaman dalam organisasi, rasa bertanggung jawab kepada tugasnya, disiplin dalam melaksanakan kewajiban dikegiatan itu, sportif dalam berkompetisi, menanamkan jiwa berprestasi, kreatif dalam menyumbangkan ide demi kemajuan ekstrakurikuler dan sekolah/pasraman.
Salah satu kegiatan dalam kegiatan ekstrakurikuler ialah pesantian. Kegiatan ini bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berkarya, mengajarkan kedisiplinan, tanggungjawab serta kerjasama. Dengan kegiatan pesantian diharapkan dapat memotivasi dan meningkatkan minat pesert didik dalam belajar seni dengan baik. Setiap pasraman memiliki kondisi yang berbeda-beda, mulai dari keterbatasan tenaga pengajar, ketersediaan alat music serta minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pesantian.
Setiap orang tua mempunyai harapan agar putra putri mereka kelak memiliki prestasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini bisa di lihat ketika orang tua berusaha mencarikan sekolah yang terbaik untuk anaknya, sekolah yang dipilih pasti memiliki kelebihan dari segi tenaga pendidik, sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran. Harapanya sang anak dapat mengikuti proses pembelajaran dan mendapat hasil sesuai dengan yang mereka harapkan.
Untuk mencapai prestasi tersebut banyak pihak yang turut berperan untuk suksesnya proses pembelajaran. Dalam ajaran Agama Hindu ada empat guru yang berperan untuk membimbing siswa dalam proses pembelajaran yang disebut Catur Guru. Catur Guru memiliki pengertian yakni, empat guru yang harus kita hormati dalam kehidupan sehari-hari. Keempatnya yakni Guru Swadhyaya (Tuhan Yang Maha Esa), Guru Rupaka (orang tua), Guru Pengajian (guru di sekolah) dan Guru Wisesa (Pemerintah). Ajaran Catur Guru mengajarkan kita etika dan budi pekerti yang luhur dengan demikian ajaran Catur Guru bisa dijadikan sebagai tuntunan hidup umat Hindu agar selalu berbakti kepada guru.
Pasraman Mustika Dharma Cijantung maupun disekolah peran guru pengajian (khususnya guru Agama Hindu) sangat besar. Guru memberikan bimbingan serta arahan kepada peserta didiknya bagaimana cara menyanyikan sloka, palawakya, menyampaikan dharma wacana, dan teknik menjawab Dharma Vidya. Peran guru tidak hanya memberikan pelajaran kepada peserta didiknya tetapi guru juga harus selalu memotivasi anak didiknya supaya mereka selalu bersemangat untuk mengikuti latihan.
Guru pada hakekatnya harus memiliki empat kompetensi diantaranya, kompetensi padagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi yang merupakan kompetensi khas, yang membedakan guru dengan profesi lainnya karena didalamnya memuat tentang hakekat dan peran guru yang hakiki. Kompetensi profesional yakni guru memiliki kemampuan yang memumouni untuk mengajar dan menguasai kelas serta kemampuan masing-masing peserta didiknya. Kompetensi sosial mampu bersosialisasi dengan masyarakat serta kopetensi keperibadian guru harus memiliki pribadi yang matang dan dewasa dalam mejalankan tugas dan kewajiban seorang guru.
Selain kompetensi,sebagai seorang guru juga memiliki tugas atau peran diantaranya: motivator adalah peran guru sebagai pemberi motivasi, semangat dan arahan positif dengan tujuan peserta didiknya mampu mengatasi kesulitan belajar sehingga bisa menggapai prestasi. Guru sebagai fasilitator, peran guru adalah sebagai orang yang memfasilitasi kepentingan peserta didiknya sehingga tercapinya tujuan pembelajaran. Guru harus dapat mengajak dan memberikan stimulus sehingga peserta didik mampu mengoptimalkan kecerdasan dan mengasah kecakapanya secara bebas tetapi tetap bertanggung jawab. Serta gutu sebagai evaluator adalah peran seorang guru untuk mengevaluasi atau menilai sejauh mana kemampuan peserta didiknya sehingga dari hasil evaluasi tersebut mampu diketahui kekurangan serta kelebihan setiap peserta didiknya.
Peranan guru disekolah sangat diperlukan terlebih bagaimana guru mampu memotivasi, mengembangkan, memupuk bakat dan minat peserta didiknya.Selain guru dan orang tua ada pula peran pelatih atau instruktur dimana mereka adalah sebagai praktisi di lapangan yang memiliki kemampuan serta kompetensi lebih di bidang pengetahuan keterampilan Agama Hindu. Peran pelatih sangat menentukan arah dan tujuan para peserta perlombaan. Pelatih menjadi penting karena keahlian dan pengalamanya akan menjadi informasi bagi peserta.
Pelatih juga memiliki beberapa tugas pokok diantaranya mengadakan pemanduan supaya peserta unggul.Menyusun strategi pelatihan sehingga mudah di mengerti. Mengadakan evaluasi setelah mengadakan latihan. Selalu menigkatkan pengetahuan, baik secara teori maupun praktek kepada peserta didik dan selalu memberi motivasi sehingga tercapainya tujuan.Demikian peran pelatih yang tidak mudah dilakukan dalam melakukan pembinaan memberikan pelatihan sebelum peserta didiknya mengikuti perlombaan dengan tujuan mendapatkan hasil yang maksimal.
Demikian banyaknya pihak yang berperan dalam pendidikan keterampilan Agama Hindu baik guru di sekolah maupun guru di pasraman, pelatih atau pembina dan pemerintah serta orang tua. Namun peneliti hanya akan membahas ekstrakurikuler dapat mengantarkan peserta didik untuk memperoleh prestasi dalam keterampilan agama. Ekstrakurikuler pesantian memiliki manfaat yang sangat penting bagi diri sendiri untuk menambah keterampilan dan manfaat dalam melakukan kegiatan seperti melantunkan kidung warga sari disetiap piodalan atau hari besar keagamaan. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, peneliti tergugah mengambil judul penelitian Pelaksanaan Ekstrakurikuler Pesantian Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Siswa (Studi di Pasraman Mustika Dharma Cijantung).
Dari latar belakang masalah diatas penulis membatasi penelitian ini hanya pada ekstrakurikuler dapat mengantarkan peserta didik untuk memperoleh prestasi dalam keterampilan agama khususnya pada anak-anak berprestasi pada UDG Jakarta yaitu Pasraman Mutika Dharma Cijantung.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan baik sengaja maupun tidak, mampu membentuk kepribadian manusia yang matang dan berwibawa secara lahir dan batin, menyangkut sradha dan bakti, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan fokus penelitian sebagai berikut:
b. Bagaimana minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pesantian di Pasraman Mustika Dharma Cijantung?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk Mengetahui bagaimana minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pesantian di Pasraman Mustika Dharma Cijantung.
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan refrensi dalam menjelaskan pelaksanaan ekstrakurikuler dalam upaya meningkatkan prestasi siswa.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuanpenelitian ini terkait dengan Pelaksanaan Ekstrakurikuler Dalam Upaya Meningkatkan Presatsi Siswa Pasraman Mustika Dharma Cijantung.
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menguraikan perihal ekstrakurikuler pesantian dalam meningkatkan prestasi siswa dan dapat melestarikan budaya agama Hindu.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan penelitian ini mengacu pada masalah yang telah disebutkan diatas yaitu:
Untuk mengetahui pelaksanaan ekstrakurikuler Pesantian di Pasraman Mustika Dharma Cijantung dapat mendorong prestasi siswa?
1.4 Manfaat Penelitian
Suatu penelitian yang dilakukan hendaknya memiliki nilai manfaat yang berguna bagi kehidupan masyarakat maupun bagi pengembangan ilmu itu sendiri. Demikian pula dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu manfaat, khususnya bagi masyarakat dan perkembangan pengetahuan tentang Agama Hindu. Secara garis besar, kegunaan penelitian ini terbagi dalam dua aspek yaitu :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan refrensi dalam menjelaskan pelaksanaan ekstrakurikuler dalam upaya meningkatkan prestasi siswa.
1.4.2 Manfaat Praktis
Peneliti ini didasari oleh keingintahuan terhadap Apakah pelaksanaan ekstrakurikuler Pesantian di Pasraman Mustika Dharma Cijantung terlaksana atau berjalan dengan baik dan Bagaimana minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pesantian di Pasraman Mustika Dharma Cijantung.
0 komentar:
Posting Komentar