BAB
III
METODE
DAN LOKASI PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian
Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti
merupakan masalah yang bersifat sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih
menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menentukan cara mencari,
mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil penelitian tersebut.
Penelitian kualitatif ini dapat digunakan untuk memahami interaksi sosial,
misalnya dengan wawancara mendalam sehingga akan ditemukan pola-pola yang
jelas.
3.1.1
Sifat
Penelitian
Menggunakan
Penelitian yang sifatnyaDeskriptif kualitatif adalah data yang muncul berupa
kata- kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang diamati melalui
wawancara, observasi dan dokumentasi yang diproleh dari pencatetan dan
lain-lain kemudian disusun dalam bentuk teks yang perluas. Menurut Bogdan dan
Biklen (seperti dikutip Moleong, 2007:248).
Analisis dan
kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensistesikan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa
yang dipelajari, dan memutuskan pola menemukan yang dapat diceritakan oleh
orang lain.
Menurut Netral
(seperti yang dikutip Arisetia, Skripsi, 2013:20), tujuan pengolahan dan
analisis data adalah dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan peneliti.
Menurut Sugiyono
(2012:89), analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai dilapangan.
3.1.2
Pendekatan
Masalah
Penelitan pada
hakekatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan suatu kebenaran atau untuk
lebih membenarkan kebenaran (Moloeng, 2007:49). Untuk menemukan kebenaran
tersebut, diperlukan sebuah pendekatan dan metode yang tepat,. Metode dan
pendekatan yang tepat sangat bermanfaat dan membantu peneliti dalm meneliti
obyek penelitian agar diperoleh data dan informasi yang sesuai dengan realitas,
sehingga hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya. Pendekatan
adalah suatu titik tolak atau sudut pandang kita terhadap pembelajaran. Dalam
penelitian ini, penelitian menggunakan pendekatan masalah berupa pendekatan.
Penelitian ini
menggunakan metode Kualitatif. Menurut Bog dan Taylon (dikutip Moloeng,
2007:4), mendefinisikan metode Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Sedangkan menurut Jane Richi (dikutif Moloeng, 2007:4), penelitian
kualitatif adalah upaya untuk menyajikandunia sosial, perspektif-persektif di
dalam dunia, dari segi konsep, prilaku, persepsi dan persoalan tentang manusia
yang akan diteliti. Metode Kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang
mendalam suatu data yang mengandung makna (Sugiono 2013:3). Metode Kualitatif
digunakan peneliti untuk meneliti secara mendalam tentang Pelaksanaan Ekstrakurikuler Dapat Meningkatkan Prestasi
Siswa Di Pasraman Mustika Dharma Cijantung.
3.1.3
Data
Penelitian
3.1.3.1
Jenis
Dan Sumber Data
Data adalah keterangan atau
petunjuk tentang fakta, tanpa adanya fakta tidak adanya data. Baik fakta maupun
data, peristiwa atau gejala, kesemuanya itu merupakan objek penelitian (Oka
Setiawan, 2012:8). Dilihat dari sumbernya, data dapat digolongkan menjadi:
a. Data
Primer (Utama)
Data primer berasal dari
sumber asli atau pertama, yang tidak tersedia dalam bentuk file-file. Data ini
harus dicari melalui nara sumber (responden), yaitu orang yang dijadikan obyek
penelitian atau orang yang dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan
informasi. Dalam pencarian data primer ada tiga dimensi penting yang perlu
diketahui, yaitu: kerahasiaan, struktur dan metode koleksi.
Dalam penelitian ini data
primer yang dimaksud adalah data yang bersumber pada realitas kehidupan
masyarakat (data lapangan) yang diperoleh melalui wawancara kepada
masing-masing responden yakni siswa dan orang tua yang memperoleh prestasi dalam UDG Nasional 2014
.
b. Data
sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga peneliti
tinggal mencari dan mengumpulkan. Data sekunder dapat diperoleh dengan lebih
mudah dan cepat karena sudah tersedia, misalnya di perpustakaan,
organisasi-organisasi perdagangan, perusahaan yang menyediakan data, biro pusat
statistik dan kantor-kantor pemerintahan. Data jenis ini dapat diperoleh dengan
cara membaca, melihat dan mendengarkan. Pertimbangan-pertimbangan yang
diperlukan untukmen dapatkan data sekunder adalah kesesuaian data dengan
penelitian yang akan dilakukan, menekankan pada kualitas data, dan data
sekunder hanya dipergunakan sebagai pendukung data primer.
Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan (library research) yang bersumber dari
kitab-kitab suci Agama Hindu, buku-buku sastra Agama Hindu, buku-buku tentang pendidikan, dan beberapa literatur lainnya yang berkaitan
dengan penelitian ini.
Menurut Arikunto dalam Sudiani (2009:14-20) sumber data yang dimaksud
adalah subyek dari mana data diperoleh. Karena peneliti menggunakan wawancara
dalam pengumpulan data maka sumber data disebut informan.
3.1.3.2
Teknik
Penentuan Informan
Dalam Penelitian
kualitatif, hal ini yang menjadi bahan pertimbangan utama dalam pengumpulan
data adalah pemilihan informan. Dalampenelitian kualitatif tidak digunakan
istlah populasi. Teknik sampling yang gunakan oleh peneliti adalah purposive sample.Purposive sample adalah
teknik penentu sample dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009:85. Selanjutnya
menurut Arikunto (2010:183) pemilih semple secara purposive pada penelitian
kualitatif.
3.1.3.3
Teknik
Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data
dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini peneliti memilih jenis
penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan
spesifik. Selanjutnya dijelaskan oleh Sugiyono (2009:225) bahwa pengumpulan
data dapat diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan/triangulasi.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara
observasi, dokumentasi, dan wawancara.
a. Observasi
Observasi
menurut Kusuma (1987:25) adalah pengamatan yang dilakukan dengan sengaja dan
sistematis terhadap aktivitas individu atau obyek lain yang diselidiki. Adapun
jenis-jenis observasi tersebut diantaranya yaitu observasi terstruktur,
observasi tak terstruktur, observasi partisipan, dan observasi nonpartisipan.
Dalam penelitian
ini, sesuai dengan objek penelitian maka, peneliti memilih observasi
partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana peneliti
ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diselidiki.
Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung terhadap objek
penelitian, yaitu dengan mengamati kegiatan-kegiatan yang ada di Pasraman
Mustika Dharma Cijantung.Sehingga peneliti dapat menentukan informan yang akan
diteliti dan juga untuk mengetahui jabatan, tugas/kegiatan, alamat, nomor
telepon dari calon informan sehingga mudah untuk mendapatkan informasi untuk
kepentingan penelitian.
b. Wawancara
Dalam teknik
pengumpulan menggunakan wawancara hampir sama dengan kuesioner. Wawancara itu
sendiri dibagi menjadi 3 kelompok yaitu wawancara terstruktur, wawancara
semi-terstruktur, dan wawancara mendalam (in-depth
interview).Namun disini peneliti memilih melakukan wawancara mendalam, ini
bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang kompleks, yang sebagian besar berisi
pendapat, sikap, dan pengalaman pribadi, Sulistyo-Basuki (2006:173).Untuk
menghindari kehilangan informasi, maka peneliti meminta ijin kepada informan
untuk menggunakan alat perekam. Sebelum dilangsungkan wawancara mendalam,
peneliti menjelaskan atau memberikan sekilas gambaran dan latar belakang secara
ringkas dan jelas mengenai topik penelitian.Peneliti harus memperhatikan
cara-cara yang benar dalam melakukan wawancara, diantaranya adalah sebagai
berikut :
1) Pewawancara
hendaknya menghindari kata yang memiliki arti ganda, taksa, atau pun yang
bersifat ambiguitas.
2) Pewawancara
menghindari pertanyaan panjang yang mengandung banyak pertanyaan khusus.
Pertanyaan yang panjang hendaknya dipecah menjadi beberapa pertanyaan baru.
3) Pewawancara
hendaknya mengajukan pertanyaan yang konkrit dengan acuan waktu dan tempat yang
jelas.
4) Pewawancara
seyogyanya mengajukan pertanyaan dalam rangka pengalaman konkrit si responden.
5) Pewawancara
sebaiknya menyebutkan semua alternatif yang ada atau sama sekali tidak
menyebutkan alternatif.
6) Dalam
wawancara mengenai hal yang dapat membuat responden marah ,malu atau canggung,
gunakan kata atau kalimat yang dapat memperhalus.
c. Studi
Pustaka
Yaitu Teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi, laporan-laporan,
majalah-majalah, jurnal-jurnal dan media lainnya yang berkaitan dengan obyek
penelitian.
d. Dokumentasi
Dokumen menurut
Sugiyono, (2009:240) merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
yang digunakan peneliti disini berupa foto, gambar, serta data-data mengenai
kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Pasraman Mustika Dharma Cijantung. Hasil
penelitian dari observasi dan wawancara akan semakin sah dan dapat dipercaya
apabila didukung oleh foto-foto.
3.1.3.4
Instrumen
Penelitian
Instrumen
penelitian dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti sendiri, selanjutnya
setelah fokus penelitian menjadi jelas, diharapkan dapat melengkapi data dan
membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui wawancara dan alat bantu
yang digunakan dalam proses wawancara adalah handycam sebagai alat perekan gambar, pulpen, pensil, pedoman
wawancara dan kamera untuk dukementasi.
3.1.3.5
Teknik
Pengelolaan Data
Analisis yang
baik memerlukan pengolaan data yang dilakukan secara efisien. Karena itu kita harus
mencatat data dalam format yang memudahkan analisisnya. Dalam hal ini computer
memegang peranan penting untuk menjajagi maksudnya ini. Komputer memiliki
kapasitas untuk mencari lokasi dan mengeluarkan kembali informasi yang melebihi
standar manusia. Komputer dapat pula memperbaiki efisiensi kita dalam mengelola
data. Kita memasukkan ke dalam “file” hanya sekali, kemudian memperoleh akses
pada fasilitas itu sesuai yang diperlukan. Dalam wawancara, jika kita memfile
pembicaraan beberapa pembicara kemudian kita dapat mereferensikan data secara
lebih ekonomis dan pengeluarkannya dalam referensi yang lengkap sewaktu
diperlukan. Dalam menggunakan kuesioner, responsnya dapat pula defile hanya
sekali kemudian dengan mudah dapat dipanggil kembali sewaktu diperlukan.
Pertanyan penuh dapat ditayangkan secara penuh pada computer.
3.1.3.6
Teknik
Analisis Data
Analisis data, menurut Patton (1980:268), adalah
peoses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori,
dan satuan urain dasar. Ia membedakan dengan penafsiran, yaitu memberikan arti
yang segnifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari
hubungan antara dimensi-dimensi uraian.
3.1.3.7
Teknik
Penyajian Data
Analisi
dilakukan terdapat data hasil studi pendahuluan atau data sekunder yang akan
digunakan utuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian
sifatnya masih sementara dan akan berkembang setelah penelitian masuk dan
selama dilapangan.
3.2
Lokasi
Penelitian
3.2.1
Alasan Pemilihan Lokasi
Peneliti
mengenai“Pelaksanaan Ekstrakurikuler Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Siswa Studi di Pasraman Mustika Dharma
Cijantung”, dilakukan di Pura Mustika Dharma Cijantung. Letak pura ini tepatnya
di lingkungan KORPS KOPASUS, Cijantung Kec. Pasar Rebo Jakarta Timur. Ttempatnya
yang strategis dan mudah dijangkau dengan menggunakan sepeda motor ataupun
dengan kendaraan umum dan peserta didik
yang ada di Pasraman Mustika Dharma Cijantung jumlahnya sangat banyak sehingga
pada saat lomba UDG di Jakarta Peserta didik dari Cijantung banyak mendapatkan
Juara. sehingga peneliti tertarik memilih Pasraman Mustika Dharma Cijantung
sebagai lokasi penelitian.
3.2.2
Gambaran
Umum Lokasi Penelitian
Menurut majalah
Dhupa Harum, yang dikeluarkan oleh dinas Rawatan Rohani Hindu Angkatan Darat
Jakarta tahun 1970 bahwa: Pura Mustika Dharma ini resmi dibangun tahun 1970,
yang mana peletakan batu pertamanya pada tanggal 29 September 1970. Merupakan
tonggak awal pembangunan pura tersebut yang pada saat itu dipimpin oleh mayor
Tituler Ida Pedande Gde Wayan Sidemen. Menurut bapak I Ketut Bantas, bahwa
diantara pura yang ada di Jakarta, Pura Mustika Dharma yang pertama kali
diadakan upacara peletakan batu pertama, kemudian Pura Dalam Purna Jati Cilincing
dan selanjutnya disusul dengan peletakan batu pertama dari Pura aditya jaya
Rawamangun. Untuk memperingati bahwa Pura Mustika Dharma sebagai Pura yang
tertua, secara tidak langsung diperingati dengan wuku, yaitu hari Budha Kliwon Wuku Dungulan (Hari raya
Galungan).
Mengenai nama Mustika Dharma itu telah dipersiapkan sebelum
peletakan batu pertama. Mustika Dharma, menurut Bapak I Ketut Bantas mengandung
arti sebagai berikut: Mustika artinya permata, Dharma artinya kebenaran. Jadi
Mustika Dharma mengandung arti permata-permata kebenaran, diharapkan bagi warga
RPKAD saat itu (yang dewasa ini namanya telah menjadi KOPASUS), yang setiap
waktu bolak-balik bertugas ke daerah Irian ke berbagai tempat lainnya, walau
dalam kondisi bagaimanapun agar senantiasa menkonsentrasikan pikiran untuk
mengingat Tuhan melalui Pura Mustika Dharma. Demikian pembekalan spiritual yang
terkandung dalam nama Mustika Dharma tersebut. Untuk mengingat pura yang
pertama kali di Jakarta adalah Pura Mustika Dharma Cijantung. Itu sebabnya puja
wali Pura Mustika Dharma jatuh pada Hari Raya Galungan. Pura Mustika Dharma
berada di Tempek Cijantung merupakan salah satu bagian dari Banjar Jakarta Timur.
Pasraman Mustika
Dharma Cijantung tepat berada di Jalan Tirta Yudha Kopassus Cijantung Kec.
Pasar Rebo Jakarta Timur. Pasraman Mustika Dharma Cijantung merupakan salah
satu lembaga yang menerapkan kegiatan
ekstrakurikuler yang terdiri dari bahasa Bali, Geguntangan, Yoga, dan
Pesantian. Kegiatan ini dilakukan setiap hari minggu. Selain hari minggu,
peserta didik melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler di luar jam Pasraman yaitu,
tiga kali dalam seminggu yaitu setiap hari Senin, Rabu Jumat.
Jumlah
keseluruhan peserta didik di Parraman Mustika Dharma Cijantung yaitu 211
peserta didik.
JUMLAH
PESERTA DIDIK PASRAMAN MUSTIKA DHARMA CIJANTUN
|
||
SD
|
SMP
|
SMA
|
KELAS
1 ( 12 ORANG)
|
KELAS
VII (21 ORANG)
|
KELAS
X (20 ORANG)
|
KELAS
II (21 ORANG)
|
KELAS
VIII (20 ORANG)
|
KELAS
XI (9 ORANG)
|
KELAS
III (16 ORANG
|
KELAS
IX (18 ORANG)
|
KELAS
XII (13 ORANG)
|
KELAS
IV (24 ORANG)
|
|
|
KELAS
V (22 ORANG)
|
|
|
KELAS
VI (15 ORANG)
|
|
|
JULAH ( 110 ORANG)
|
JUMLAH
(59 ORANG)
|
JUMLAH
(42 ORANG)
|
JUMLAH
KESELURUHAN
|
211
ORANG.
|
Pasraman Mustika Dharma
Cijantung memiliki 7 orang pendidk yang terdiri dari I Ketut Sudarya, S.Pd. H,
Ni Made Sri Arini, S.Pd. Sunarno B.A, Drs. Dewa Putu Japa, Wayan Tagel W. S.Pd.
Drs. Made Pitra Yadnya.
0 komentar:
Posting Komentar