Minggu, 16 September 2018


BAB III
METODE DAN LOKASI PENELITIAN


3.1 Metode Penelitian
Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti merupakan masalah yang bersifat sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menentukan cara mencari, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil penelitian tersebut. Penelitian kualitatif ini dapat digunakan untuk memahami interaksi sosial, misalnya dengan wawancara mendalam sehingga akan ditemukan pola-pola yang jelas.

3.1.1   Sifat Penelitian
Menggunakan Penelitian yang sifatnyaDeskriptif kualitatif adalah data yang muncul berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang diamati melalui wawancara, observasi dan dokumentasi yang diproleh dari pencatetan dan lain-lain kemudian disusun dalam bentuk teks yang perluas. Menurut Bogdan dan Biklen (seperti dikutip Moleong, 2007:248).
Analisis dan kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesikan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan pola menemukan yang dapat diceritakan oleh orang lain.
Menurut Netral (seperti yang dikutip Arisetia, Skripsi, 2013:20), tujuan pengolahan dan analisis data adalah dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan peneliti.
Menurut Sugiyono (2012:89), analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai dilapangan.

3.1.2   Pendekatan Masalah
Penelitan pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan suatu kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran (Moloeng, 2007:49). Untuk menemukan kebenaran tersebut, diperlukan sebuah pendekatan dan metode yang tepat,. Metode dan pendekatan yang tepat sangat bermanfaat dan membantu peneliti dalm meneliti obyek penelitian agar diperoleh data dan informasi yang sesuai dengan realitas, sehingga hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya. Pendekatan adalah suatu titik tolak atau sudut pandang kita terhadap pembelajaran. Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan pendekatan masalah berupa pendekatan.
Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif. Menurut Bog dan Taylon (dikutip Moloeng, 2007:4), mendefinisikan metode Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Sedangkan menurut Jane Richi   (dikutif Moloeng, 2007:4), penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikandunia sosial, perspektif-persektif di dalam dunia, dari segi konsep, prilaku, persepsi dan persoalan tentang manusia yang akan diteliti. Metode Kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam suatu data yang mengandung makna (Sugiono 2013:3). Metode Kualitatif digunakan peneliti untuk meneliti secara mendalam tentang Pelaksanaan Ekstrakurikuler Dapat Meningkatkan Prestasi Siswa Di Pasraman Mustika Dharma Cijantung.

3.1.3   Data Penelitian
3.1.3.1       Jenis Dan Sumber Data
Data adalah keterangan atau petunjuk tentang fakta, tanpa adanya fakta tidak adanya data. Baik fakta maupun data, peristiwa atau gejala, kesemuanya itu merupakan objek penelitian (Oka Setiawan, 2012:8). Dilihat dari sumbernya, data dapat digolongkan menjadi:
a.       Data Primer (Utama)
Data primer berasal dari sumber asli atau pertama, yang tidak tersedia dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui nara sumber (responden), yaitu orang yang dijadikan obyek penelitian atau orang yang dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan informasi. Dalam pencarian data primer ada tiga dimensi penting yang perlu diketahui, yaitu: kerahasiaan, struktur dan metode koleksi.
Dalam penelitian ini data primer yang dimaksud adalah data yang bersumber pada realitas kehidupan masyarakat (data lapangan) yang diperoleh melalui wawancara kepada masing-masing responden yakni siswa dan orang tua  yang memperoleh prestasi dalam UDG Nasional 2014 .
b.      Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga peneliti tinggal mencari dan mengumpulkan. Data sekunder dapat diperoleh dengan lebih mudah dan cepat karena sudah tersedia, misalnya di perpustakaan, organisasi-organisasi perdagangan, perusahaan yang menyediakan data, biro pusat statistik dan kantor-kantor pemerintahan. Data jenis ini dapat diperoleh dengan cara membaca, melihat dan mendengarkan. Pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan untukmen dapatkan data sekunder adalah kesesuaian data dengan penelitian yang akan dilakukan, menekankan pada kualitas data, dan data sekunder hanya dipergunakan sebagai pendukung data primer.
Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan (library research) yang bersumber dari kitab-kitab suci Agama Hindu, buku-buku sastra Agama Hindu, buku-buku tentang pendidikan, dan beberapa literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
Menurut Arikunto dalam Sudiani (2009:14-20) sumber data yang dimaksud adalah subyek dari mana data diperoleh. Karena peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan data maka sumber data disebut informan.

3.1.3.2       Teknik Penentuan Informan
Dalam Penelitian kualitatif, hal ini yang menjadi bahan pertimbangan utama dalam pengumpulan data adalah pemilihan informan. Dalampenelitian kualitatif tidak digunakan istlah populasi. Teknik sampling yang gunakan oleh peneliti adalah purposive sample.Purposive sample adalah teknik penentu sample dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009:85. Selanjutnya menurut Arikunto (2010:183) pemilih semple secara purposive pada penelitian kualitatif.

3.1.3.3       Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini peneliti memilih jenis penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan spesifik. Selanjutnya dijelaskan oleh Sugiyono (2009:225) bahwa pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan/triangulasi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara.
a.       Observasi
Observasi menurut Kusuma (1987:25) adalah pengamatan yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis terhadap aktivitas individu atau obyek lain yang diselidiki. Adapun jenis-jenis observasi tersebut diantaranya yaitu observasi terstruktur, observasi tak terstruktur, observasi partisipan, dan observasi nonpartisipan.
Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, peneliti memilih observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diselidiki. Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung terhadap objek penelitian, yaitu dengan mengamati kegiatan-kegiatan yang ada di Pasraman Mustika Dharma Cijantung.Sehingga peneliti dapat menentukan informan yang akan diteliti dan juga untuk mengetahui jabatan, tugas/kegiatan, alamat, nomor telepon dari calon informan sehingga mudah untuk mendapatkan informasi untuk kepentingan penelitian.

b.      Wawancara
Dalam teknik pengumpulan menggunakan wawancara hampir sama dengan kuesioner. Wawancara itu sendiri dibagi menjadi 3 kelompok yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi-terstruktur, dan wawancara mendalam (in-depth interview).Namun disini peneliti memilih melakukan wawancara mendalam, ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang kompleks, yang sebagian besar berisi pendapat, sikap, dan pengalaman pribadi, Sulistyo-Basuki (2006:173).Untuk menghindari kehilangan informasi, maka peneliti meminta ijin kepada informan untuk menggunakan alat perekam. Sebelum dilangsungkan wawancara mendalam, peneliti menjelaskan atau memberikan sekilas gambaran dan latar belakang secara ringkas dan jelas mengenai topik penelitian.Peneliti harus memperhatikan cara-cara yang benar dalam melakukan wawancara, diantaranya adalah sebagai berikut :
1)      Pewawancara hendaknya menghindari kata yang memiliki arti ganda, taksa, atau pun yang bersifat ambiguitas.
2)      Pewawancara menghindari pertanyaan panjang yang mengandung banyak pertanyaan khusus. Pertanyaan yang panjang hendaknya dipecah menjadi beberapa pertanyaan baru.
3)      Pewawancara hendaknya mengajukan pertanyaan yang konkrit dengan acuan waktu dan tempat yang jelas.
4)      Pewawancara seyogyanya mengajukan pertanyaan dalam rangka pengalaman konkrit si responden.
5)      Pewawancara sebaiknya menyebutkan semua alternatif yang ada atau sama sekali tidak menyebutkan alternatif.
6)      Dalam wawancara mengenai hal yang dapat membuat responden marah ,malu atau canggung, gunakan kata atau kalimat yang dapat memperhalus.

c.       Studi Pustaka
Yaitu Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi, laporan-laporan, majalah-majalah, jurnal-jurnal dan media lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian.

d.      Dokumentasi
Dokumen menurut Sugiyono, (2009:240) merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen yang digunakan peneliti disini berupa foto, gambar, serta data-data mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Pasraman Mustika Dharma Cijantung. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan semakin sah dan dapat dipercaya apabila didukung oleh foto-foto.

3.1.3.4        Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti sendiri, selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui wawancara dan alat bantu yang digunakan dalam proses wawancara adalah handycam sebagai alat perekan gambar, pulpen, pensil, pedoman wawancara dan kamera untuk dukementasi.

3.1.3.5        Teknik Pengelolaan Data
Analisis yang baik memerlukan pengolaan data yang dilakukan secara efisien. Karena itu kita harus mencatat data dalam format yang memudahkan analisisnya. Dalam hal ini computer memegang peranan penting untuk menjajagi maksudnya ini. Komputer memiliki kapasitas untuk mencari lokasi dan mengeluarkan kembali informasi yang melebihi standar manusia. Komputer dapat pula memperbaiki efisiensi kita dalam mengelola data. Kita memasukkan ke dalam “file” hanya sekali, kemudian memperoleh akses pada fasilitas itu sesuai yang diperlukan. Dalam wawancara, jika kita memfile pembicaraan beberapa pembicara kemudian kita dapat mereferensikan data secara lebih ekonomis dan pengeluarkannya dalam referensi yang lengkap sewaktu diperlukan. Dalam menggunakan kuesioner, responsnya dapat pula defile hanya sekali kemudian dengan mudah dapat dipanggil kembali sewaktu diperlukan. Pertanyan penuh dapat ditayangkan secara penuh pada computer. 

3.1.3.6        Teknik Analisis Data
Analisis data, menurut Patton (1980:268), adalah peoses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan urain dasar. Ia membedakan dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang segnifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan antara dimensi-dimensi uraian.



3.1.3.7        Teknik Penyajian Data
            Analisi dilakukan terdapat data hasil studi pendahuluan atau data sekunder yang akan digunakan utuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian sifatnya masih sementara dan akan berkembang setelah penelitian masuk dan selama dilapangan.

3.2         Lokasi Penelitian
3.2.1         Alasan Pemilihan Lokasi
Peneliti mengenai“Pelaksanaan Ekstrakurikuler Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi  Siswa Studi di Pasraman Mustika Dharma Cijantung”, dilakukan di Pura Mustika Dharma Cijantung. Letak pura ini tepatnya di lingkungan KORPS KOPASUS, Cijantung Kec. Pasar Rebo Jakarta Timur. Ttempatnya yang strategis dan mudah dijangkau dengan menggunakan sepeda motor ataupun dengan kendaraan umum dan  peserta didik yang ada di Pasraman Mustika Dharma Cijantung jumlahnya sangat banyak sehingga pada saat lomba UDG di Jakarta Peserta didik dari Cijantung banyak mendapatkan Juara. sehingga peneliti tertarik memilih Pasraman Mustika Dharma Cijantung sebagai lokasi penelitian.

3.2.2        Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Menurut majalah Dhupa Harum, yang dikeluarkan oleh dinas Rawatan Rohani Hindu Angkatan Darat Jakarta tahun 1970 bahwa: Pura Mustika Dharma ini resmi dibangun tahun 1970, yang mana peletakan batu pertamanya pada tanggal 29 September 1970. Merupakan tonggak awal pembangunan pura tersebut yang pada saat itu dipimpin oleh mayor Tituler Ida Pedande Gde Wayan Sidemen. Menurut bapak I Ketut Bantas, bahwa diantara pura yang ada di Jakarta, Pura Mustika Dharma yang pertama kali diadakan upacara peletakan batu pertama, kemudian Pura Dalam Purna Jati Cilincing dan selanjutnya disusul dengan peletakan batu pertama dari Pura aditya jaya Rawamangun. Untuk memperingati bahwa Pura Mustika Dharma sebagai Pura yang tertua, secara tidak langsung diperingati dengan wuku, yaitu hari Budha Kliwon Wuku Dungulan (Hari raya Galungan). 
Mengenai nama Mustika Dharma itu telah dipersiapkan sebelum peletakan batu pertama. Mustika Dharma, menurut Bapak I Ketut Bantas mengandung arti sebagai berikut: Mustika artinya permata, Dharma artinya kebenaran. Jadi Mustika Dharma mengandung arti permata-permata kebenaran, diharapkan bagi warga RPKAD saat itu (yang dewasa ini namanya telah menjadi KOPASUS), yang setiap waktu bolak-balik bertugas ke daerah Irian ke berbagai tempat lainnya, walau dalam kondisi bagaimanapun agar senantiasa menkonsentrasikan pikiran untuk mengingat Tuhan melalui Pura Mustika Dharma. Demikian pembekalan spiritual yang terkandung dalam nama Mustika Dharma tersebut. Untuk mengingat pura yang pertama kali di Jakarta adalah Pura Mustika Dharma Cijantung. Itu sebabnya puja wali Pura Mustika Dharma jatuh pada Hari Raya Galungan. Pura Mustika Dharma berada di Tempek Cijantung merupakan salah satu bagian dari Banjar Jakarta Timur.

Pasraman Mustika Dharma Cijantung tepat berada di Jalan Tirta Yudha Kopassus Cijantung Kec. Pasar Rebo Jakarta Timur. Pasraman Mustika Dharma Cijantung merupakan salah satu  lembaga yang menerapkan kegiatan ekstrakurikuler yang terdiri dari bahasa Bali, Geguntangan, Yoga, dan Pesantian. Kegiatan ini dilakukan setiap hari minggu. Selain hari minggu, peserta didik melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler di luar jam Pasraman yaitu, tiga kali dalam seminggu yaitu setiap hari Senin, Rabu Jumat.
Jumlah keseluruhan peserta didik di Parraman Mustika Dharma Cijantung yaitu 211 peserta didik.
JUMLAH PESERTA DIDIK PASRAMAN MUSTIKA DHARMA CIJANTUN
SD
SMP
SMA
KELAS 1 ( 12 ORANG)
KELAS VII (21 ORANG)
KELAS X (20 ORANG)
KELAS II (21 ORANG)
KELAS VIII (20 ORANG)
KELAS XI (9 ORANG)
KELAS III (16 ORANG
KELAS IX (18 ORANG)
KELAS XII (13 ORANG)
KELAS IV  (24 ORANG)


KELAS V (22 ORANG)


KELAS VI (15 ORANG)


JULAH  ( 110 ORANG)
JUMLAH (59 ORANG)
JUMLAH (42 ORANG)
JUMLAH KESELURUHAN
211 ORANG.

Pasraman Mustika Dharma Cijantung memiliki 7 orang pendidk yang terdiri dari I Ketut Sudarya, S.Pd. H, Ni Made Sri Arini, S.Pd. Sunarno B.A, Drs. Dewa Putu Japa, Wayan Tagel W. S.Pd. Drs. Made Pitra Yadnya.








0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts